Tampilkan postingan dengan label terkini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label terkini. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Juli 2025

“Desa Danau Tras Digegerkan Dugaan Proyek Tumpang Tindih, Ini Penjelasan Pihak Desa”

 


LTN, Subulussalam Senin tanggal 07/07/2025 Proyek drainase di Desa Danau Tras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, menuai sorotan dari masyarakat karena dugaan proyek tumpang tindih.


Pihak desa, yang diwakili oleh Kepala Desa Danau Tras, Pak Banjir, memberikan klarifikasi bahwa proyek tersebut merupakan rehab atau perbaikan drainase yang sudah ada sebelumnya karena sudah rusak total.


Namun, terdapat perbedaan persepsi antara warga dan pihak desa terkait proyek drainase ini. Warga menduga proyek tumpang tindih karena drainase tidak sepenuhnya dibangun baru, sedangkan pihak desa menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan perbaikan drainase yang sudah rusak.


Warga masyarakat meminta pihak Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Inspektorat, Tipikor Polres Subulussalam, dan Kejaksaan Negeri Subulussalam untuk melakukan penyelidikan dan audit terhadap laporan masyarakat Desa Danau Tras terkait dugaan penyimpangan proyek drainase.


Tujuan penyelidikan dan audit dana desa danau tras ini adalah untuk memastikan kesesuaian antara dokumen proyek dengan pelaksanaan di lapangan dan memastikan bahwa anggaran digunakan sesuai dengan rencana dan tidak ada penyimpangan serta memastikan bahwa pekerjaan proyek telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan.


Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan transparansi dalam pengelolaan dana desa di Desa Danau Tras.pungkasnya,

_________________________________________________


Link pendaftarannya 👇 

https://forms.gle/nZ4UAqiUNUrwAwoXA







Senin, 30 Juni 2025

Kolaborasi Tujuh Perguruan Tinggi, ABDIKAMI Berikan Penyuluhan Kepada Kader PKK di Kecamatan Peusangan

 

LTN, Bireuen | Aliansi Bakti Dosen dan Praktisi Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia (ABDIKAMI) bekerjasama dengan 7 universitas di Indonesia menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di enam Desa di Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Senin, (30/6/2025).


Informasi yang diperoleh, 6 Desa lokasi pelaksanaan pengabdian masyarakat yaitu Desa Mata Mamplam, Cot Iju, Cot Buket, Cot Rabo, Cot Nga, Gampong Baroe, dan Blang mee.


Humas ABDIKAMI, Fohan Muzakir, M.Sos menjelaskan 7 perguruan tinggi yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia yaitu Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI), Universitas Almuslim, Universitas Prima Indonesia, Universitas Negeri Medan, Universitas Malikussaleh, Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH), dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Al-Banna Lhokseumawe.


Fohan Muzakir mengatakan kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi pelatihan, penyuluhan, serta praktik langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader PKK dalam bidang kewirausahaan, literasi digital, kesehatan keluarga, hukum, ketahanan pangan serta penguatan peran perempuan dalam pembangunan desa.


Adapun 4 pemateri dalam kagiatan ini disampaikan oleh 3 perwakilan Dosen UMMAH dan 1 Dosen UNIKI yaitu Maisura, S.Pd.,M.Pd dari Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) tentang edukasi peran orang tua dalam menangani mengenali anak disabilitas.


Kemudian Ns. Muakhir Syah Putra, S.Kep., M.K.M materi edukasi pola hidup sehat dan mencegah hipertensi, Emalia ARiska, S.E.,M.S.M dari UNIKI terkait edukasi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui produk ramah lingkungan dan Leni erliana, S.Pd.,M.Pd tema materi mewujudkan masyarakat yang berintegritas.


"Kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi, praktisi, dan masyarakat akar rumput, khususnya para perempuan desa yang tergabung dalam kelompok PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)" ujar Fohan Muzakir kepada wartawan di Bireuen.


Ketua Umum ABDIKAMI, Zulaida Rahmi, S.Kom, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab tantangan sosial secara langsung di masyarakat.


“Kami percaya bahwa sinergi antara dosen, praktisi, dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan perubahan berkelanjutan. ABDIKAMI hadir sebagai jembatan antara dunia akademik dan praktik nyata di lapangan, dan kolaborasi dengan tujuh universitas ini adalah bukti bahwa kerja kolektif mampu menjangkau lebih banyak dan berdampak lebih besar" kata Zulaida Rahmi, S.Kom, M.Sc.


Dikatakan Zulaida, pelaksanaan kegiatan ini masing-masing Universitas mengirimkan tim dosen dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian. 


"Keterlibatan mahasiswa juga diharapkan menjadi bagian dari proses pembelajaran langsung, di mana mereka dapat berinteraksi, memahami kebutuhan masyarakat, dan mengembangkan solusi berbasis lokal" ujar Zulaida Rahmi, S.Kom, M.Sc yang juga Dosen Prodi Teknologi Informasi UMMAH.


Menurutnya, fokus utama kegiatan pengabdian ini adalah pemberdayaan kader PKK yang menjadi ujung tombak dalam pembangunan sosial dan keluarga di tingkat desa. 


"Dalam kegiatan ini, para kader diberikan pelatihan intensif dalam berbagai bidang seperti menyampaikan materi secara satu arah, tetapi juga melibatkan diskusi aktif, studi kasus, dan praktik langsung bersama warga" urainya.


Dikatakan, respon masyarakat terhadap kegiatan ini sangat antusias dan para kader PKK menyambut baik kedatangan tim pengabdian karena merasa mendapatkan ilmu baru yang aplikatif untuk mendukung peran mereka di desa.


“Kami sangat senang bisa ikut pelatihan ini dan banyak ilmu yang baru kami tahu, terutama cara memasarkan produk secara online. Ini akan sangat membantu usaha kecil kami di desa,” ungkap Wardiah, salah satu kader PKK dari Desa Cot Buket.


Zulaida Rahmi menambahkan, ABDIKAMI akan terus berperan dalam memajukan pendidikan khususnya perguruan tinggi yang memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong pembangunan masyarakat, khususnya di desa-desa yang selama ini belum banyak tersentuh program pemberdayaan yang holistik.


"ABDIKAMI dan mitra universitas pun berkomitmen untuk terus mendampingi dan mengevaluasi hasil dari kegiatan ini dalam jangka panjang" demikian Zulaida Rahmi.

Jumat, 27 Juni 2025

Polda Riau Gelar Olahraga Bersama Forkopimda Dalam Rangka Hari Bhayangkara ke 79

 


LTN, Pekanbaru | Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polda Riau menggelar kegiatan olahraga bersama Forkopimda di Lapangan Apel Mapolda Riau, Jalan Patimura, Pekanbaru, Jumat (27/06/2025) pagi.

Acara yang dimulai pukul 06.30 WIB ini diikuti oleh ratusan personel Polri, TNI, dan jajaran Forkopimda. Tidak sekadar berolahraga, kegiatan ini menjadi simbol kebersamaan lintas institusi, semangat kolaborasi, serta kepedulian terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan.


Kegiatan diawali dengan jalan santai yang dilepas langsung oleh Kapolda Riau, Irjen Pol. Herry Heryawan, S.I.K., M.H., M.Hum, didampingi Wakapolda Riau, Brigjen Pol. Jossy Kusumo. Disusul dengan senam massal, pertandingan voli, mini soccer, tarik tambang, serta berbagai perlombaan seru lainnya yang mempererat keakraban antarpeserta.


Dalam sambutannya, Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam menjaga harmoni sosial dan ekologi. Menurutnya, olahraga bersama ini lebih dari sekadar aktivitas fisik.


“Ini bukan sekadar jalan dua kilometer atau berkeringat bersama. Ini adalah simbol bahwa meskipun kita memiliki tugas berbeda, kita bisa bersatu demi masyarakat,” tegas Kapolda.


Lebih jauh, ia menyerukan nilai-nilai Bhayangkara yang humanis, komunikatif, dan beretika lingkungan. Ia juga menyinggung keprihatinannya atas krisis ekologi di kawasan seperti Tesso Nilo, sembari mendorong semua pihak untuk mendukung kebijakan nasional dalam pelestarian hutan dan ekosistem.


“Domang dan Tari tidak bisa membuat puisi. Gajah tidak bisa bersuara lewat toa. Maka kita, yang memiliki suara, harus menjadi penyambung lidah mereka,” ujarnya dengan nada puitis namun tajam.


Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heriawan, S.I.K., M.H., M.Hum, menyampaikan tekad kuat bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk mengembalikan fungsi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) sebagai “rumah gajah” dan ekosistem alami bagi satwa liar lainnya.


“Hari ini bukan hanya tentang berkeringat bersama, tapi membangun sinergitas, dan membuat kesepakatan bersama. Kita kembalikan Tesso Nilo agar menjadi rumah bagi gajah dan hewan-hewan lain yang selama ini terusir oleh alih fungsi lahan,” tegas Irjen Herry Heriawan.


Kegiatan ini turut dihadiri oleh unsur Forkopimda, jajaran TNI–Polri, Satgas Penertiban Kawasan Hutan yang dipimpin Brigjen TNI Dodi, serta perwakilan dari Dinas Perkebunan.


Tidak ketinggalan, masyarakat, pelaku usaha, akademisi, komunitas lingkungan, tokoh adat, dan tokoh agama hadir menunjukkan dukungan nyata terhadap konservasi alam.


Sebagai simbol gerakan cinta lingkungan, peserta mendapatkan bibit pohon untuk ditanam secara mandiri. Irjen Herry berpesan bahwa “Menanam harus menjadi budaya, menjadi kebiasaan yang menyatu dalam hidup masyarakat.”


Ia menambahkan, upaya restorasi ini tidak hanya mencakup Tesso Nilo, tetapi juga kawasan hutan lainnya seperti Bukit Tiga Puluh dan Zamrud, yang merupakan paru-paru terakhir Provinsi Riau. Pemerintah juga akan memikirkan langkah humanis dan solutif bagi masyarakat yang selama ini bermukim di kawasan konservasi.


Kapolda Riau mengajak semua pihak untuk membangun narasi positif tentang Riau, yang selama ini kerap distigmatisasi sebagai daerah rawan kebakaran hutan.


“Kita bangun kembali marwah Melayu, bahwa tuah hutan ada pada rimbanya, dan tuah manusia ada pada budi baiknya. Budi baik itulah yang kini harus kita tunjukkan dalam menjaga bumi Tuah Negeri,” ucap Irjen Herry


Dengan semangat kolaboratif dan niat tulus, harapan besar itu kini menyala, Tesso Nilo bukan hanya akan kembali hijau, tapi menjadi simbol kebangkitan kesadaran ekologis masyarakat Riau dan Indonesia secara keseluruhan.

_______________________________________


Minggu, 22 Juni 2025

Budaya Tradisi Khitan Daerah Kluet, Aceh Selatan


LTN, Durian Kawan| Tradisi khitan di daerah Kluet Timur,Aceh Selatan suatu tradisi yang menjadi tradisi yang unik, karena melibatkan ritual adat, setiap acara yang melibatkan pengurus adat dan hukum pada suku Kluet yang mendalam di setiap profesinya. Minggu (22/06/2025)


Seperti halnya dengan acara khitan (sunat rasul), sejak awal hingga akhir harus diperhitungkan sebaik mungkin oleh tuan rumah dan kemudian harus disetujui oleh pimpinan adat serta hukum sehingga pelaksanaan acara tersebut nantinya berjalan dengan baik dan efisien.



Bukan berarti ada indikasi negatif yang akan dilakukan oleh pimpinan adat dan hukum sehingga harus disetujui atau tidak, tapi semua itu erat kaitannya dengan menjaga warisan tradisi dan kebiasaan masyarakat.


Tradisi Berngi Mekacar, atau yang lebih dikenal dengan malam inai, menjadi salah satu kekayaan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Kluet di Kabupaten Aceh Selatan. Tradisi ini biasanya dilakukan dalam rangkaian acara pernikahan atau sunat rasul dan berlangsung pada malam sebelum hari pelaksanaan acara utama.

Dalam tradisi ini, baik pengantin atau anak yang akan disunat dipakaikan inai di kuku jari tangan, telapak tangan, jari kaki, dan telapak kaki. 

prosesnya diawali pada sore hari, di mana para nenek-nenek dan gadis muda bergotong-royong menumbuk daun inai atau daun pacar merah hingga halus. Pada malam hari, setelah Salat Isya, inai tersebut dipakaikan dengan motif khas berupa pola silang pada telapak tangan dan kaki.


Berngi Mekacar bukan hanya sekadar ritual memakai inai, tetapi juga momen penting untuk mendapatkan doa restu dari keluarga dan kerabat dekat. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai gotong-royong, kekeluargaan, dan ketaatan terhadap adat istiadat.

Baca juga : Bintang Sekorong Menyelenggarakan Perpustakaan Terbuka

Budaya tradisi mekacar ( inai ) salah satu ciri  khas, serta di bumbui candaan bagi nenek si anak yang mau sunat  tersebut.

Dimana  permintaan si nenek harus di penuhi permintaannya. Sehingga (pemamoan) para paman atau Oom nya harus memenuhi permintaan yang di ajukan oleh nenek agar kacar ( inai ) baru dikasih.


Berngi Mekacar menjadi bukti bahwa budaya lokal memiliki keunikan dan nilai luhur yang patut dijaga, terutama di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.

Senin, 09 Juni 2025

Soal Hibah 300 Juta Ke PMII, Pengurus Sebut Tak Tahu Menahu

 



LTN, Kota Bengkulu|Sorotan tajam publik mulai mengarah kepada Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Provinsi Bengkulu masa khidmat 2021-2023.


Lantaran, pada Tahun 2023, PKC PMII Provinsi Bengkulu ketahuan mendapatkan gelontoran anggaran hibah dari Pemerintah Provinsi Bengkulu sebesar 300 Juta.


Namun, anehnya beberapa pengurus penting PKC PMII Provinsi Bengkulu masa khidmat 2021-2023, malah mengaku tidak tahu menahu soal hibah bernilai fantastis itu. Diungkapkan oleh Indah Hudiria, Ketua KOPRI PKC PMII waktu itu, dirinya mengaku tidak tahu apa- apa soal hibah 300 juta tersebut.


Baca juga : PMII Desak Pemerintah Aceh Tegas Pertahankan Empat Pulau Strategis di Aceh Singkil


“Tidak tahu, bahkan tidak ada informasi sama sekali terkait hal tersebut ke aku,” ujar Indah saat dihubungi via aplikasi chat whatsapp. Senin, 09 Juni 2025.


Hal senada juga disampaikan Koordinator Biro Media dan Informasi Publik, Sugiasta Eka Putera.


“Dia (Ketua. Red) bikin acara apa pun tidak pernah kasih kabar ke Pengurus. Kami mulai tahu ada hibah ini, pasca kak Angga ngamuk-ngamuk di grup, karena ia dipanggil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selalu Bendahara PKC PMII masa khidmat 2021-2023 . Padahal, ia tidak tahu apa-apa,” tutur pria yang akrab disapa Yes ini.


Ditambahkan oleh Awandri Akbar selaku Ketua I Bidang Internal PKC PMII Provinsi Bengkulu 2021-2023, mereka bahkan tidak tahu sejak kapan hibah ini diajukan. Sebab, tidak ada rapat pleno pengurus membahas hibah ini.


“Kami ini pengurus harian, seharusnya semua keputusan diambil dari hasil rapat pleno Pengurus harian. Apalagi menyangkut anggaran negara sebesar ini. Tapi, nyatanya kami idak tahu apa apa. Bahkan, lebih parah, kami tidak tau kapan proposal hibah ini diajukan? Kapan hibah ini dicairkan? Apa kegiatan dana hibah ini?,” kata Awandri Akbar.


Awandri Akbar melanjutkan, pihaknya sangat mengapresiasi Gubernur Helmi Hasan jika berani melakukan audit atas dana hibah 300 juta untuk PKC PMII tersebut, apabila diperlukan Gubernur harus mengajukan audit investigasi ke Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP). Sebab, baginya akuntabilitas anggaran itu penting. Langkah tersebut sejalan dengan prinsip good governance dan pencegahan potensi penyalahgunaan APBD.


“Dengan viralnya anggaran dana hibah senilai Rp 300 juta yang diterima PKC PMII Bengkulu melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu tahun 2023. Maka audit merupakan langkah penting agar terang benderang, dana itu digunakan untuk apa, oleh siapa dan manfaatnya sejauh mana,” imbuhnya.


Bagi awan, ruang publik sangat sensitif terhadap isu pengelolaan anggaran. Apalagi menyangkut dana hibah yang kerap dianggap sebagai ladang rawan penyimpangan dan penyelewengan, keterbukaan ini penting untuk menghindari pembentukan opini negatif atau bias informasi di tengah masyarakat.


“Sekali lagi, dorongan agar dilakukannya audit ini bukan omong kosong. Bahkan, kami minta gubernur Helmi Hasan untuk melibatkan Aparatur Penegak Hukum (APH),” tutupnya.


Untuk diketahui, Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Bengkulu masa khidmat 2021 -2023, diketuai oleh Lubis, Emeraldo Wahyu Nugroho sebagai Sekretaris dan Angga Pratama Sebagai Bendahara.

Nurhayati Dapat Rumah Bantuan Layak Huni

  Nurhayati Dapat Rumah Bantuan Layak Huni  LTN, Bireuen | Nurhayati (64), warga Gampong Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupate...