Tampilkan postingan dengan label info terkini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label info terkini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juni 2025

PMII UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tercengang Melihat Gibran Menggunakan Cara Represifitas Menanggapi Aksi Kader PMII di Blitar

 

Ketua PK PMII dan ketua bidang kaderisasi PK PMII UIN Ar-Raniry Banda Aceh 


LTN, Banda Aceh|Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merespon upaya represif pasukan pengamanan presiden (Paspampres) yang mengawal Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, merespon aksi sejumlah kadernya di Blitar.


Hal itu disampaikan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam(PMII)UIN Ar-Raniry,Sahabat Muhammad Ikram, perlakuan represif yang dilakukan oleh Paspampres itu seharusnya tidak dilakukan terhadap Ketiga Kader yang menyampaikan aspirasi dan kritikan terhadap Wakil Presiden, Sabtu, 21 Juni 2025.


Ketua Bidang Kaderisasi dan Pemberdayaan, Sahabat Muhammad Afif Irvandi El Tahiry, mengatakan bahwasanya di dalam sebuah negara tidak boleh adanya pembungkaman dan baper terhadap kritikan daripada rakyat terhadap pemerintah, seharusnya Pemerintah itu sangat senang jika diberi kritikan dan saran untuk perubahan yang lebih baik. Bukan nya melakukan sikap represif terhadap Kader PMII Blitar.


Baca juga : Kepala bidang lingkungan guncang Medan, menikah sirih diam-diam

"Yang jelas, yang dilakukan oleh 3 orang itu adalah amanat dari masyarakat yang ingin mengingatkan bentuk cinta serta kasih kepada seorang pemimpin," ujar dia.


Sosok yang karib disapa Sahabat Abon itu menjelaskan, muatan aksi dari 3 kadernya saat Gibran dan iring-iringannya melewati jalan di Blitar, bukan mendorong pemakzulan Wapres.


"Yang diingatkan kan bagian dari apa yang sudah pernah disampaikan, pada konteks ini  Mas Wapres diingatkan kembali, bahwa dalam politik kita semuanya juga mengetahui kalau politik dinasti sangat berbahaya sekali," urai Sahabat Abon."


"Itu kan diingatkan sama masyarakat, sebagai bentuk cinta kasih seperti itu. kenapa justru penerimaannya seperti ini?" sambungnya dengan nada yang sangat keheranan. 


Berdasarkan video yang beredar, 3 mahasiswa yang merupakan kader PMII, membentangkan sejumlah poster pada saat iring-iringan Gibran dalam rangka kunjungan kerja ke Blitar. 


Spanduk yang dibentangkan bertuliskan, "Dinasti tiada henti", "Omon-omon 19 juta lapangan kerja", dan "Semangat terus bualan Mas Wapres Gibran".

Kamis, 05 Juni 2025

Beredar di Media Sosial: Harimau Sumatera Teror Warga Gayo Lues, Sapi dan Kerbau Jadi Korban Ternak yang Dimangsa

 



LantasTribunNews, Gayo Lues – 5 Juni 2025 | Isu keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di perbatasan Kampung Tingkem dan Kampung Akul, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues kembali menyita perhatian publik, terlebih setelah beredar luas di media sosial. Terbaru, seekor sapi milik warga dilaporkan dimangsa harimau pada malam 4 Juni 2025 di wilayah Kekening (Kekerseng), daerah perbatasan yang langsung bersebelahan dengan hutan.



Kejadian ini disampaikan oleh akun Facebook Burhan Akul, yang secara konsisten mengabarkan perkembangan situasi konflik satwa dan warga di wilayah itu. Burhan menuliskan bahwa ini bukan kali pertama. Pada malam Jumat, 30 Mei 2025 lalu, harimau juga terlihat di wilayah Kertan, hanya sekitar 500 meter dari permukiman warga. Ternak seperti sapi dan kerbau disebut sudah menjadi korban berkali-kali.



“Lagi-lagi, tadi malam kejadian lagi… Apa mau dikata?” tulisnya dalam unggahan yang telah menyebar cepat dan memicu kekhawatiran masyarakat. Ia menyatakan bahwa masyarakat sangat kuatir akan keselamatan mereka, dan meminta dengan sangat kepada Dinas terkait, BKSDA Gayo Lues, serta berbagai LSM dan lembaga lingkungan lainnya untuk tidak tinggal diam. “Harap gere sengkerat, tuakal gere semelah,” tulis Burhan dalam bahasa lokal, yang bermakna “jangan hanya diam dan pasrah”.



Di tengah kegelisahan warga, muncul pula suara keras dari tokoh muda Gayo Lues yang dikenal aktif menyuarakan isu lingkungan dan sosial. Akun Facebook Jack Gayo sebelumnya juga membagikan pandangan yang menuai perhatian publik, dalam unggahan berjudul “Melepas Senja di Batas Kota.”


Jack menyoroti isu pelepasliaran seekor harimau betina yang dinamakan “Senja”, yang sebelumnya ditangkap di Besitang karena berkonflik dengan manusia. Harimau tersebut kemudian dilepas di hutan Gayo Lues. Jack mempertanyakan kebijakan tersebut yang dinilainya tidak adil dan seolah mengorbankan masyarakat Gayo Lues sebagai “penerima masalah”.



“Mungkin itu dilakukan karena masyarakat Gayo dianggap lebih bersahabat dan tak banyak tanya,” tulisnya. Ia menyebut bahwa berbagai propaganda dilakukan untuk meyakinkan warga bahwa harimau itu tidak berbahaya dan tidak akan mengganggu manusia. Namun, kenyataannya, harimau dilepas di kawasan yang dekat dengan kebun warga, dan ini menimbulkan rasa takut serta mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.



“Kalau memang harimau itu tidak membahayakan warga, kenapa harus ditangkap di Besitang dan dilepaskan ke Gayo Lues? Apakah Gayo Lues cocok dijadikan sebagai kandang harimau?” lanjut Jack. Ia menilai bahwa keselamatan masyarakat desa di Gayo Lues, yang sebagian besar hidup dari hasil kebun dan ladang, seolah tidak menjadi prioritas dalam kebijakan konservasi tersebut.


“Kami tidak membenci hewan,” tulis Jack lebih lanjut, “tapi menurut saya ada ketidakadilan terhadap warga Gayo Lues.” Ia juga menyinggung soal pertumbuhan jumlah penduduk di Gayo Lues yang dalam waktu dekat akan membutuhkan perluasan lahan pertanian dan permukiman. Hal ini dikhawatirkan akan berbenturan dengan kepentingan konservasi jika tidak dikelola dengan adil dan transparan.


Jack mengakhiri tulisannya dengan pernyataan keras: “Kita boleh mencintai hewan, tapi jangan lupa juga mencintai manusia. Berhentilah menjajah kami dengan mengatasnamakan kepedulian.”


Kekhawatiran warga dan suara-suara kritis seperti ini menunjukkan bahwa kebijakan pelepasliaran satwa perlu dievaluasi secara menyeluruh. Apakah Gayo Lues memang menjadi tempat pembuangan harimau bermasalah dari daerah lain? Jika benar, maka ini merupakan bentuk pengabaian serius terhadap hak hidup dan rasa aman masyarakat lokal.


Kini, warga menanti langkah nyata dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dinas terkait, dan para pemangku kebijakan. Mereka berharap konflik ini segera mendapat solusi adil bukan hanya untuk menyelamatkan satwa, tapi juga untuk melindungi manusia yang hidup berdampingan dengan hutan.

Rabu, 14 Mei 2025

‎Tiba di Aceh, Mualem Nikmati Sop Daging Panas di Langsa

 


LantasTribunNews, Aceh Langsa|Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, terlihat menikmati sop daging di warung Tamora Langsa, di depan Masjid Paya Bujok, Langsa. 

Mualem sapaan Muzakir Manaf dalam perjalanan dari Medan ke Banda Aceh. ‎ ‎Mualem hanya ditemani istri dan tiga orang dekat. 

Pada kesempatan itu, Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky, menemani setelah membuka acara pos pelayanan terpadu. ‎ ‎Iskandar menyusul 30 menit setelah Mualem tiba di Langsa, Rabu (14/5/2025).

Mualem dalam keadaan sehat dan melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh pada pukul 12.30 WIB.  ‎

 ‎Dalam kesempatan itu, Bupati Iskandar melaporkan kondisi pemerintahan Kabupaten Aceh Timur yang terus merealisasi program visi dan misi di tengah keterbatasan anggaran daerah.

 ‎ ‎Mualem baru saja menjalani perawatan di Singapura. Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Aceh, Akkar Arafat, beberapa waktu lalu, mengatakan Mualem fokus belum kembali ke Aceh karena menjalani tahapan akhir medical check up. ‎  ‎

Dokter yang menangani Mualem mewajibkan pasiennya untuk menjalani proses itu secara menyeluruh. 

"(Dokter menyatakan) Tidak boleh setengah-setengah," kata Akkar, Jumat pekan lalu. ‎ ‎Akkar mengatakan Mualem segera kembali ke Aceh setelah menjalani seluruh rangkaian pemeriksaan tersebut. 

Dalam waktu dekat, kata Akkar, Mualem beraktivitas kembali seperti biasa untuk memimpin Pemerintah Aceh.
 _________________________________________  

Redaksi

PENERBIT:LantasTribun News

DEWAN REDAKSI: Syahrul Amin S.Sos

ACT & Sekertaris LantasTribunNews: Mauladiansya 

Alamat Redaksi

Jl. Kedai Runding Durian Kawan, Tanah Munggu,
Gampong Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur,
Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Kode Pos 32771
Telepon: 081367638550

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Tulisan berupa Berita, Opini, Feature, Tajuk, Detik Peristiwa, Kritikan Pemerintah, Politik, Objek wisata, Sejarah, Kesejahteraan, Olahraga dan tulisan bebas lainnya.

Kirimkan ke Email: LantasTribunNews@gmail.com dengan menyertakan biodata diri.

Senin, 12 Mei 2025

Kodim 0113/Gayo Lues dan BNN Musnahkan Ladang Ganja Seluas 3 Hektare di Kawasan Pegunungan Desa Ekan

 

LantasTribunNews, Gayo Lues| Komando Distrik Militer (Kodim) 0113/Gayo Lues bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil memusnahkan ladang ganja seluas 3 hektare yang ditemukan di kawasan pegunungan Desa Ekan, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, pada Minggu, 11 Mei 2025. 




 Kegiatan pemusnahan ini dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 0113/Gayo Lues, Letkol Inf Agus Satrio Wibowo, setelah menerima laporan dari masyarakat yang menemukan keberadaan tanaman ganja saat berburu di hutan. 

“Dari laporan warga yang sering berburu di hutan, ditemukan adanya tanaman ganja seluas kurang lebih satu hektare. 



Kami langsung mengerahkan personel untuk memastikan keberadaan lokasi tersebut,” ujar Letkol Agus.

 Setelah dilakukan pengecekan di lapangan pada Sabtu sore, keberadaan ladang ganja di kawasan pegunungan Desa Ekan pun dipastikan. 

Kodim 0113/Gayo Lues kemudian berkoordinasi dengan BNN untuk melakukan tindakan pemusnahan. Tim gabungan TNI dan BNN berangkat dari Markas Kodim pada Minggu pagi dengan menempuh perjalanan darat sejauh 60 kilometer. 

Setibanya di persimpangan Desa Ekan, seluruh kendaraan diparkir karena medan menuju lokasi sangat terjal. Tim kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh enam kilometer menuju lokasi ladang ganja. “Saat tiba di lokasi, terlihat jelas hamparan tanaman ganja karena areanya terbuka. 

Tim langsung mencabut seluruh tanaman ganja dan mengumpulkannya di beberapa titik untuk selanjutnya dimusnahkan dengan cara dibakar,” jelas Letkol Agus. 

 Tanaman ganja yang dimusnahkan rata-rata memiliki tinggi 1,3 meter dengan usia tanaman sekitar lima bulan. 

Total berat basah diperkirakan mencapai 8,5 ton, yang jika dikeringkan berpotensi menghasilkan sekitar 5.100 kilogram ganja kering. Hingga saat ini, identitas penanam atau pemilik ladang ganja tersebut masih dalam penyelidikan. 

 Letkol Agus menegaskan bahwa pemusnahan ladang ganja ini merupakan bagian dari komitmen strategis TNI, BNN, kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat Gayo Lues dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, khususnya ganja. 

 “Ini bukan pertama kalinya ladang ganja ditemukan di Kecamatan Pining. Oleh karena itu, pengawasan secara rutin sangat diperlukan untuk mencegah wilayah pedalaman dijadikan tempat penanaman ganja. Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi dan mendorong pengalihan lahan ke tanaman yang produktif dan legal,” tutup Letkol Agus.
-------------------------------------------------------------   

Redaksi

PENERBIT:LantasTribun News

DEWAN REDAKSI: Syahrul Amin S.Sos

ACT & Sekertaris LantasTribunNews: Mauladiansya 

Alamat Redaksi

Jl. Kedai Runding Durian Kawan, Tanah Munggu,
Gampong Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur,
Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Kode Pos 32771
Telepon: 081367638550

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Tulisan berupa Berita, Opini, Feature, Tajuk, Detik Peristiwa, Kritikan Pemerintah, Politik, Objek wisata, Sejarah, Kesejahteraan, Olahraga dan tulisan bebas lainnya.

Kirimkan ke Email: LantasTribunNews@gmail.com dengan menyertakan biodata diri.

Nurhayati Dapat Rumah Bantuan Layak Huni

  Nurhayati Dapat Rumah Bantuan Layak Huni  LTN, Bireuen | Nurhayati (64), warga Gampong Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupate...