Kamis, 03 Juli 2025

Kekurangan guru akibat pensiun massal di Aceh

Rosmaini
Mahasiswi Universitas Serambi Mekkah



LTN, Opini |Kekurangan guru akibat pensiun massal di Aceh menjadi masalah yang patut mendapat perhatian serius.


 Fenomena ini tidak hanya mengurangi jumlah tenaga pendidik yang tersedia, tetapi juga berdampak langsung terhadap kualitas pendidikan, terutama di sekolah-sekolah negeri dan wilayah terpencil. 


Ketika banyak guru pensiun dalam waktu yang bersamaan tanpa diimbangi dengan rekrutmen tenaga pengajar baru yang memadai, beban kerja guru yang tersisa akan meningkat. 


Hal ini dapat memengaruhi efektivitas pengajaran, memperbesar peluang terjadinya pembelajaran yang tidak optimal, dan bahkan meningkatkan angka putus sekolah.

Baca juga|Pelatihan Bahasa Isyarat di UIN Sultanah Nahrasiyah: Membangun Empati dan Literasi Komunikasi Inklusif

Situasi ini juga menunjukkan lemahnya perencanaan tenaga kerja di sektor pendidikan.


 Seharusnya data pensiun sudah bisa diprediksi jauh hari sehingga pemerintah daerah dapat menyiapkan langkah-langkah antisipatif, seperti membuka formasi PPPK atau CPNS sesuai kebutuhan riil di lapangan. 


Namun, yang terjadi sering kali adalah keterlambatan kebijakan, birokrasi yang berbelit, dan kurangnya alokasi anggaran untuk pengangkatan guru baru.

Baca juga|Kolaborasi Tujuh Perguruan Tinggi, ABDIKAMI Berikan Penyuluhan Kepada Kader PKK di Kecamatan Peusangan

Selain itu, distribusi guru yang tidak merata memperparah masalah ini.


 Daerah-daerah pedalaman atau pulau-pulau kecil di Aceh lebih merasakan dampaknya karena sejak awal sudah kekurangan guru, dan ketika terjadi pensiun massal, kekosongan semakin sulit diatasi.


 Jika tidak segera direspon, situasi ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.


Kekurangan guru sebenarnya bisa menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pendidikan, misalnya dengan menata ulang rekrutmen, meningkatkan kualitas pelatihan guru baru, dan memanfaatkan teknologi pendidikan.


 Namun, semua itu memerlukan komitmen politik dan keberpihakan anggaran yang nyata dari pemerintah.


 Tanpa langkah cepat dan strategis, dampak kekurangan guru ini akan terus bergulir dan membawa konsekuensi jangka panjang bagi generasi muda Aceh.


Oleh: Rosmaini, Mahasiswi Universitas Serambi Mekkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polres Bitung Mengikuti Zoom Ketahanan Pangan dan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III

LTN ,BITUNG | Polres Bitung mengikuti kegiatan Zoom Ketahanan Pangan dan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III yang dipimpin oleh Ketua Kom...