Tampilkan postingan dengan label prodi kesejahteraan sosial UIN Ar-Raniry. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label prodi kesejahteraan sosial UIN Ar-Raniry. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Juni 2025

Ketua Bidang Kesejahteraan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Aceh Besar, Abdul Aziz Al Asyi: “Jika Aceh Merdeka, Siapa yang Diuntungkan? Rakyat Jelata atau Kaset yang Lama?”

 


LTN, Banda Aceh | 23 Juni 2025 Ketua Bidang Kesejahteraan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Aceh Besar (HIMAB), Abdul Aziz Al Asyi, mengutarakan pandangannya terkait wacana yang kembali mencuat tentang kemerdekaan Aceh. Dalam pernyataannya, ia menyoroti siapa sebenarnya yang paling diuntungkan jika Aceh benar-benar merdeka rakyat jelata atau justru elit lama yang kembali berkuasa.


“Pertanyaannya sederhana: jika Aceh merdeka, siapa yang akan paling diuntungkan? Apakah rakyat kecil yang selama ini hidup dalam keterbatasan, atau justru ‘kaset lama’ yang kembali diputar, mereka-mereka yang sudah pernah duduk di atas kekuasaan dan tak membawa perubahan signifikan bagi kesejahteraan masyarakat?” ujar Abdul Aziz dalam diskusi internal HIMAB, Senin,(23/6/2025).


Menurut Aziz, isu kemerdekaan seharusnya bukan lagi menjadi wacana romantis masa lalu, tetapi dibahas secara objektif dan kritis. Ia menilai bahwa selama ini banyak wacana kemerdekaan yang diangkat tanpa menyentuh akar masalah rakyat Aceh—yakni kemiskinan, pengangguran, dan akses pendidikan serta kesehatan yang belum merata.


“Rakyat jangan terus dibuai oleh simbol dan jargon perjuangan. Kita harus bertanya, apa yang berubah setelah damai? Apa yang akan berubah jika merdeka? Jangan sampai rakyat hanya dijadikan alat politik, sementara hasilnya dinikmati oleh segelintir elit yang hanya ganti baju tapi tetap satu lingkaran,” tambahnya.


Sebagai pengurus bidang kesejahteraan masyarakat, Abdul Aziz menekankan bahwa perjuangan yang paling relevan saat ini adalah memastikan keadilan sosial benar-benar tercapai. Ia mengajak generasi muda Aceh untuk lebih fokus pada pembangunan ekonomi, pendidikan, dan penguatan kapasitas masyarakat daripada sekadar wacana politik identitas.


“Rakyat butuh makan, pendidikan, pekerjaan, bukan hanya narasi besar yang tidak menyentuh realita.


Baca juga : Berngi Mekacar, Tradisi Khitan Sarat Makna di Kluet, Aceh Selatan


Jangan sampai sejarah berulang, dan rakyat kembali jadi penonton di tanah sendiri,” pungkasnya.


Pernyataan ini menuai tanggapan beragam dari kalangan aktivis mahasiswa dan tokoh sipil. Banyak yang menilai bahwa pandangan kritis seperti ini penting untuk menjaga arah perjuangan agar tetap berpihak pada rakyat.

Polres Bitung Mengikuti Zoom Ketahanan Pangan dan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III

LTN ,BITUNG | Polres Bitung mengikuti kegiatan Zoom Ketahanan Pangan dan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III yang dipimpin oleh Ketua Kom...